Ada kisah menarik, obrolan dari “sesepuh Tegal” (begitu kami menyebutnya) yang menjadi saksi mata beberapa peristiwa dan kondisi Tegal pada jaman dahulu. Pada tanggal 18 September 2014 kemarin, Pak Iwan K. Soewondo seperti biasa posting mengenai foto-foto Tegal jaman dahulu dilengkap dengan beberapa paragraf deskripsinya. Tema saat itu cukup menarik, yaitu kisah tertangkapnya Letkol Untung di Tegal. Karena banyak sekali versinya, namun kami tertarik untuk meringkas obrolan pra sesepuh tersebut karena beliau mengalami sendiri kejadian tersebut. Persitiwa tersebut terjadi sekitar tanggal 11 Oktober 1965. Seperti ini kisahnya:
Pasca peristiwa gagalnya gerakan Dewan Revolusi 30 September 1965, yang dilakukan oleh beberapa Perwira2 yang sering menamakan dirinya Progresive Revolusioner, Sang Pimpinan Gerakan Letkol Inf Untung Sutopo (Danyon 1 Tjakrabirawa) atau Paswalpres berusaha melarikan diri dan berpindah2 tempat untuk menghindari kejaran Aparat keamanan pada waktu itu.
Namun naas, eks Letkol Untung Sutopo rupanya tidak seberuntung namanya, Tgl 11 Oktober 1965 dia yang saat itu sedang berusaha melarikan diri ke arah Semarang dengan menumpang kendaraan Bus justru mengalami nasib yang diluar perhitungannya. dia dikenali mukanya oleh dua anggota tentara yang sama2 sedang menumpang bus, karena kaget dan ingin menghindar akhirnya dia melompat keluar bus. karena kecurigaan kedua tentara yang ada di dalam bus, Untung akhirnya dikejar hingga akhirnya tertangkap warga di sekitar Asem Tiga Kraton Tegal. Setelah melalui proses Mahmilub di Jakarta dia harus menghadapi regu tembak pada tahun 1966.
Menurut Pak Salim Aziz, Letkol Untung tersebut ditangkap di daerah Kemandungan dan kemudian di bawa ke Kantor CPM Tegal di depan Dr. Trenggono. Saat penangkapan, Letkol Untung tersebut sempat diberi makan oleh CPM Tegal (lihat foto pojok kanan atas).
Kemudian Pakdhe Bambang Purnama menambahkan, Komandan Detasemen CPM-Tegal klo gak salah namanya Kapten Isa. Penangkapan itu sendiri sebenarnya karena ketakutannya Letkol.Untung yang akhirnya meloncat dari Bus dan wajahnya terkena tiang Telpon. Warga setempat mengira dia adalah Pencopet, ketika akan digebugi masa dia teriak :”Saya Letkol Untung….!”.
Untungnya saat itu ada HANSIP Maritim dua orang dan membawa Letkol Untung ke Kantor CPM. Saat itu sempat bersitegang antara Dan Detasemen CPM dengan Kasdim Tegal. Setelah mendapat perintah dari Jakarta Letkol Untung dibawa ke Jakarta dengan pengawalan ketat dan sangat rahasia dengan berganti-ganti kendaraan. Dan-Dim Tegal saat itu Mayor Sitorus.
Pak Willem Repie juga menjelaskan detailnya: Begitu merasa dirinya akan ditangkap mak Untung segera melarikan diri dgn naik bis tujuan Brebes sbb sebagian anak buahnya sdh konsentrasi di sekitar waduk Malahayu. Bgt memasuki kota Tegal , saat itu jalan Kemandungan, dia bingung dan tanya penumpang sebelahnya. Bgt ddiberi tahu kl yg dituju sdh lama terlewat (maksudnya daerah Brebes) mk dia langsung lompat keluar bis dan sbg impact dr kecepatan bis maka dia terdorong dan langsung menghantam tiang listrik dipinggir jalan.
Dengan kepala nanar dan terhuyung huyung dia masuk kejalan masuk kmp Kripikan…(lupa namanya) dan karena merasa banyak orang yang memperhatikan mk dia masuk kesalah satu rumah kampung dan bersembunyi dibawah amben. Pemilik rmh, seorang nenek, merasa ada pencuri yg msk rumahnya langsung teriak2 minta tolong. Penduduk sekitar berdatangan termasuk sdr. Tarmo (semoga tdk salah nama) Hansip di kmp. Itu jg datang dan bertindak dgn menyeret Untung keluar dr bawah amben. Karena merasa bersalah dan seolah olah di- kejar2 setan mk. kondisi Untung saat itu benar2 loyo, hancur luar dalam spt. mayat hidup (pdhal bbrp bulan sebelumnya tampak gagah perkasa saat terjunn payung di lap. Martoloyo).
Dgn kondisi yg sangat loyo itu maka oleh Tarmo dibawalah Untung ke Polresta cukup dengan hanya diboncengan sepeda. (penduduk Kripikan jg tidak ada yg mengenalnya kecuali sbg maling belaka). Di Polresta krn hanya dianggap sbg maling biasa sekalipun namanya Untung saja mk kurang diperhatikan. Namun bgt ada radiogram dr Kepolisian Pusat/Mabak mengenai pelarian Untung Komamdan Cakrabirawa ke JaTeng, maka komandan Polresta Tegal menjadi curiga. Segera maling Untung diperiksa lagi secara mendetail (saat itu sdh sore hari), dam bgt mengaku bhw dia adlh Komandan Tjakrabirawan langsung Polresta jadi geger/gempar. Kodim dn CPM yg jg dikabari juga ikut gempar. Segera Pangdam VII Diponegoro dikabari. Polresta dan sekitarnya yg sebelumnya sepi jadi ramai bak pasar malam Penduduk yg datang menonton terpaksa diblokir depsn kantor pos. Sore itu jg Untung diboyong ke CPM (Pak Isa) utk serah terima dgm Pangdam malam hari itu dan langsung akan dibawa ke perbatasan Jateng-Jabar utk serak terima dgn Psngdm SILIWANGI.
Sbg penghargaam Hansip Tarmo diangkat jd pegawai Pelabuhan (Baruna apa ya. Lali….) malah trs dimutasi ke Semarang.
Agak membingungkan memang, tetapi itulah sejarah. Untuk dapat membaca detail obrolannya, bisa dibuka status berikut ini. Atau bisa juga membaca tulisan dari Santi J. N.