Dwiyanto, Dalang Wayang Dongeng Asal Tegal Selatan

Wayang Dongeng, Tegal

Wayang Dongeng, TegalSelain wayang kulit dan maupun wayang golek, seperti yang sudah dikenal masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, kini banyak bermunculan versi wayang. Termasuk genre jenis pertunjukan wayang, seperti wayang suket, wayang tutus, dan wayang potehi yang kerap dipentaskan di kelenteng bertepatan acara ulang tahun atau Imlek.

SELAIN kesenian wayang purwa yang kerap dipentaskan di tengah-tengah masyarakat, kini juga muncul nama wayang dongeng. Disebut wayang dongeng, karena cerita yang diangkat dalam pertunjukan wayang dongeng, berdasar dari dongeng yang ada di tengah-tengah masyarakat. Bahkan cerita dongeng yang diangkat tersebut melekat kuat dalam ingatan kalangan anak – anak.

Sebagai bentuk kearifan lokal,keberadaan wayang dongeng sangat penting di tengah masyarakat. Tak banyak orang tahu tentang wayang dongeng. Padahal pada jaman dahulu banyak dimainkan para orang tua untuk menceritakan tentang kehidupan pada anak-anak mereka. Akhir-akhir ini wayang dongeng jarang dipentaskan karena sudah tergusur oleh mainan anak-anak atau tergantikan tayangan di televisi.

Beruntung karena Kota Tegal, ternyata memiliki seorang dalang wayang dongeng. Dwiyanto (24), warga Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan, masih eksis dan kerap mementaskan pagelaran wayang dongeng di sekolah-sekolah, baik di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Selain daerah – daerah di sekitarnya.

Jika tokoh wayang pada umumnya merupakan cerita manusia di dalam cerita pewayangan, pada wayang dongeng, tokoh-tokoh wayang yang digambarkan dengan berbagai macam bentuk bintang seperti burung, gajah, harimau, petani, kancil, dan juga kerbau.

Salah satu cerita yang kerap diangkat dalam pementasan wayang dongeng oleh dalang Dwiyanto, yakni dongeng Sang Kancil. Dwiyanto biasanya mengangkat lima kisah Sang Kancil. Ke lima dongeng Sang Kancil yang dimainkan dalam pertunjukan wayang, seperti dongeng Si Kancil Mencuri Ketimun, Si Kancil balapan lari sama Keong, Si Kancil lawan Anjing, Si Kancil melawan Buaya, Si Kancil melawan Harimau, dan mengangkat tentang dongeng antara Sang Buaya, Sapi dan Sang Kancil.

Dongeng tentang Sang Kancil ini biasanya disampaikan para orang tua menjelang tidur. Atau sang anak kadang meminta orang tuanya untuk mendongeng tentang apa saja, dan biasanya dongeng yang disampaikan para orang tua untuk sang buah hati tercinta, apalagi kalau bukan cerita tentang Sang Kancil. Bahkan karena seringnya dongeng Sang Kacil diceritakan, sehingga anak – anak itu sangat hapal tentang cerita Sang Kancil.

Cerita binatang atau fabel yang sejatinya itu menggambarkan tentang sikap dan perilaku manusia, oleh sang dalang itu dimainkan dengan penuh komunikatif. Pertunjukan wayang dongeng yang penuh imajinatif jelasnya mudah diterima oleh kalangan anak-anak.

Kalau selama ini cerita wayang, lebih banyak dimengerti oleh para orang tua, melalui pertunjukan wayang dongeng, seperti disampaikan sang dalang, Dwiyanto, anak-anak mudah mengerti dan memahami semua jalan cerita yang disampaikan.

Melalui pertunjukan wayang dongeng, setidaknya anak diajak menyelami dan memahami prilaku Sang Kancil, yang terkenal cerdik serta tenang dalam dalam menghadapi kesulitan tanpa banyak emosi.

“Selain terkenal cerdik, dalam konflik antara sapi dan sang buaya tersebut, Sang Kancil di sini berlaku sebagai penengah dan sekaligus sebagai hakim,” kata dalang Dwiyanto.

Manfaat dongeng untuk anak-anak menurut pemerhati sosial budaya Erwindho Hascaryo, sangat banyak. Selain dapat merekatkan hubungan orang tua dengan anak, juga dapat membantu mengoptimalkan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak secara emosional.

“Dongeng atau cerita rakyat perlu kita lestarikan. Karena kalau bukan kita sendiri yang melestarikan siapa lagi. Melalui Wayang dongeng sehingga kecintaan anak pada wayang itu tumbuh,” kata Erwindho Hascaryo, yang baru saja menyelenggarakan pementasan pertunjukan di eks Gedung DPRD Jalan Pemuda Kota Tegal.

Wayang dongeng merupakan salah satu media tradisional, yang bisa digunakan untuk memberikan pelajaran tentang lingkungan hidup, moral dan etika. Selain itu pertunjukan wayang dongeng diharapkan dapat melestarikan kesenian tradisional, yang kian hari itu semakin terpinggirkan. Salah satu bentuk kearifan lokal seperti wayang dongeng perlu dipentaskan di hadapan anak-anak SD. (abidin abror/duh).

Sumber: Radar Tegal 16 Desember 2014

 

Related posts

Leave a Comment