Gugat Keris Setan Kober

Ki Tapa Kelana
Ki Tapa Kelana
Ilustrasi Ki Tapa Kelana

“Gugat Keris Setan Kober” sebuah sinopsis By: Nurochman Sudibyo Ys.

Ketahuilah Bahwa Hegemoni pada Bahasa Jawa Purwa Dialek Indramayu, Cirebon, Brebes, Kota & Kab.Tegal, serta Pemalang. Raden Sutajaya Putra Ki Gede Pekandangan (Ki Jebug Angrum sisa Laskar Penjaga Pulau Jawa utusan Majapahit Era Hindu yang berkuasa di Bandar Cimanuk) pun telah di“Sirnakan” peran dan jasanya. Padahal ia adalah Sinatria Dermayu yang melegenda dan kisahnya masih dijadikan pilihan lakon sandiwara dan ketoprak oleh masyarakat di Pantura.

Usai membuat takjub Sultan Cirebon yang hendak menghukumnya melalui “Uji Nyali” di Gedong Sinara Denok, R. Sutajaya meski dirampai pusaka jeleknya, namun justru bikin geger. Ia memikat hati putri kraton bergelar Sutajaya Mas, di Islamkan dan memperoleh ujian Ngebon Bonteng lulus dengan Gelar Aria Kebon, ditugaskan mengislamkan Ki Geden Maja, lulus dengan gelar Ki Payung Agung. Ditugaskan menghalau pasukan Adipti Keling yg dibantu pasukan jin, lulus dengan gelar Ki Puser Bumi, lalu diangkat menjadi Ki Geden Gebang. Ia juga mempersilahkan berkembangnya Tari Topeng warisan Hindu majapahit di Losari, Slarang Tegal, Brebes dan petilasan jejaknya ada di Kalisoka Tegal, Semedo dan Randu Dongkal Pemalang Bahkan Keris Setan Kober pun hingga kini dikoleksi salah seorang keturunannya di Pemalang. Sangat disayangkan, Bahasa Jawa, serta seni budaya yang diperjuangkan, bahkan namanya sendiri disirnakan oleh kekuasaan. Sekali ada namanya malah digunakan untuk menutup nama besar Ki Geden Pekandangan Ki Jebug Angrum di sebuah papan nama bertuliskan “Pesarean Buyut Suta Jaya Pekandangan”

Sumber: Postingan Ki Tapa Kelana di facebook

Related posts

Leave a Comment