TEGAL – WALI Kota Tegal Ikmal Jaya mengajak seluruh masyarakat melestarikan dan mengembangkan potensi daerah seperti budaya asli Tegal.
Hal ini disampaikannya usai mengikuti upacara HUT ke-431 Kota Tegal, Selasa (12/4) di alun-alun. Menurut Ikmal, salah satu yang dilakukan Pemkot Tegal dalam melestarikan budaya khas Tegal yakni menggunakan Bahasa Tegal pada saat upacara HUT Kota Tegal. Para Muspida dan segenap pimpinan Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD), juga diwajibkan memakai pakaian adat Tegal. Berupa baju beskap, kain batik Tegal dan blangkon.
“Pemakaian bahasa Tegal pada upacara HUT Kota Tegal merupakan upaya menggali potensi yang dimiliki daerah. Dapat dikatakan masyarakat Tegal mulai melupakan bahasa daerahnya sendiri. Kalau sekarang memakai bahasa Tegal diharap akan timbul rasa bangga masyarakat terhadap bahasa daerahnya,” ujarnya.
Pada upacara itu, Wali Kota juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun dan memajukan Kota Tegal. Itu diungkapkan dengan menggunakan dialog Tegal.
“Apa enyong kabeh wis pada urun rembug, apa mung mbah mbuh, kembang suruh, ora idep ora weruh (apa kita semua telah menyumbangkan pikiran, atau tidak peduli.red),” tuturnya.
Dijelaskan, memajukan Kota Tegal tidak hanya melihat usia kota ini yang menginjak 431 tahun saja. Melainkan melihat kiprah yang telah dicapai. Dan hal yang ingin dicapai pemerintah saat ini, yakni mewujudkan masyarakat Kota Tegal yang cerdas, arif dan berwawasan sesuai tema yang diangkat pada hari jadi ini.
Sementara itu, dalam rangka penilaian Adipura, berbagai usaha dilakukan demi. Di antaranya menghidupkan kembali jargon Tegal Kota Bahari yakni bersih, aman, sehat, rapi dan beriman. Diharapkan gerakan kebersihan tidak hanya menciptakan Kota Tegal yang bersih, tetapi juga masyarakat yang berhati bersih, tidak hanya mengeluh dan tidak mudah curiga.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kesenian tong tong prek yang diolaborasikan dengan rebana, yang dimainkan 21 personel Dewan Kesenian Tegal (DKT) turut memeriahkan upacara. Mereka mengiringi rombongan Muspida dari peringgitan (rumah dinas wali kota) menunju Alun-alun, dengan lagu-lagu khas Tegal seperti Yadanadana dan Si Nok Si Tong yang akrab di telinga masyarakat.
Para pemain mengenakan pakaian adat pesisir berupa stelan berwarna hitam lengkap dengan ikat kepala. Mereka membawa alat musik berupa tong prek, rebana sakral, bass drum, rebana dan kendang Jawa. Upaca diikuti oleh TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat dan Korpri. (adi)
Sumber: Radar Tegal 13 April 2011
#tegal Masyarakat Diajak Lestarikan Budaya Tegal http://t.co/wuW6lNu63e #portalTGL