Merajut Masa Depan bersama RajutMerajut

Rajut Merajut Tegal

Rajut Merajut TegalInfotegal kali ini akan membahas cerita dari seorang entrepreneur muda asal Kabupaten Tegal yang menekuni hobinya sebagai seorang perajut yang berani mengambil keputusan keluar dari tempat kerjanya. Dara manis kelahiran 28 Maret 1989 ini pernah menjadi juara II dalam ajang Krenova (Kreativitas dan Inovasi Masyarakat) Kabupaten Tegal tahun 2103 kategori Seni dan Budaya. Norika Dewi Ayu Melati atau biasa disapa Norika ini memiliki usaha rajutan dengan nama brandnya, RajutMerajut. Berikut kisahnya:

Merajut atau merenda bukanlah sebuah pekerjaan yang asing bagi saya. Sejak kecil, saya sudah terbiasa melihat nenek saya merenda dengan menggunakan hakpen. Jarum tumpul dengan ujung mata yang bengkok. Nenek dan beberapa saudara lain yang kini sudah sepuh biasa merenda berbagai jenis kerajinan tangan seperti taplak meja, tudung saji, tas, syal bahkan rompi. Ketika saya hijrah ke Ibu Kota sekitaran tahun 1995, saya turut serta membawa sebuah hakpen merek Tulip bernomor ¾. Meski belum pandai mengait benang, entah kenapa saya selalu menyimpan baik-baik jarum tersebut di dalam dompet pensil saya. Baru kemudian setelah di sekolah ada keterampilan tangan merenda, saya mulai bisa menggunakannya. Seiring berjalannya waktu, merajut mulai saya tinggalkan lantaran banyaknya pelajaran dan aktifitas lain di sekolah.

Setelah lulus SMK, saya bekerja di sebuah kantor media online di Jakarta. Suatu hari di musim hujan, saya bertemu dengan seorang perempuan dalam lift gedung kantor yang mengenakan sebuah syal rajut yang melingkari leher, kesan anggun dan manis begitu terlihat. Dari situ gairah saya untuk belajar dan menekuni merajut kembali tergugah. Ketika itu belum muncul ide bisnis dari merajut. Saya hanya berpikir, akan sangat bermanfaat jika bisa kembali merajut. Terlebih jalanan macet di Jakarta begitu menghabiskan waktu jika hanya dipakai untuk melamun atau mendengarkan musik melalui headset. Demi mempelajari kembali ilmu rajut, saat senggang, saya mulai memanfaatkan fasilitas kantor untuk mencari tahu komunitas rajut di sekitaran Jakarta. Bergabunglah saya dalam milis belajar merajut di yahoo groups dan mulai aktif mencari tahu keberadaan toko benang offline maupun online di Indonesia.

Saat itu, komunitas atau group rajut di dunia maya juga toko online yang menjual benang serta perlengkapan merajut belum menjamur seperti sekarang. Untuk bisa menentukan waktu kopi darat dan belajar bersama sungguh tidak mudah.

Meski pengetahuan saya dalam merajut ketika itu masih bisa dibilang cetek, saya mulai mempraktekkan pelajaran yang saya dapat dalam pekerjaan. Saya mulai membangun brand dan memperkenalkannya melalui media online. Dengan membuat sebuah blog yang saya beri nama rajutmerajut, saya mulai merangkum ilmu rajut yang saya peroleh dari buku rajut lokal, tutorial video di youtube atau tutorial rajut dalam bentuk pdf dari web asing untuk kemudian saya jadikan materi postingan. Meski pada mulanya blog rajutmerajut hanya saya bentuk untuk berbagi ilmu rajut, sesekali saya mulai memposting hasil praktek rajut saya dalam bentuk foto karya jadi. Tidak disangka, karya rajut yang mulanya hanya hasil belajar dan coba-coba sekedar dipakai secara pribadi, sebagai kado untuk orang-orang terdekat justru banyak peminatnya setelah aktif saya share di beberapa media sosial seperti facebook dan twitter.

Pertengahan tahun 2010, saya kembali ke Tegal dan bekerja disini. Sebagai karyawan dengan penghasilan pas-pasan, saya masih menerima pesanan rajut untuk dikerjakan di luar jam kerja atau disaat libur kerja. Tidak disangka, peminat karya saya justru dari hari ke hari semakin bertambah. Antrian daftar tunggu pesanan yang harus saya kerjakan pun semakin bertumpuk. Untuk itu di tahun 2012 saya mulai memberanikan diri untuk memilih, menjadikan hobi yang saya bisniskan ini sebagai bisnis sampingan dengan pekerjaan utama sebagai karyawan atau meninggalkan pekerjaan dan membangun bisnis rajut ini. Dan saya memilih untuk meninggalkan pekerjaan.

Rajut Merajut TegalSejak tahun 2012 hingga kini, saya masih terus menerima pesanan secara online yang masuk sambil terus belajar merajut. Mempelajari teknik dan model rajut terbaru, mengamati model rajutan yang sedang trend atau sekedar memanfaatkan benang-benang sisa atau benang jenis baru untuk dijadikan sebuah karya yang beda dari yang lain.

Selain belajar merajut, untuk mendukung bisnis, saya juga membuat sebuah website pendukung dan membangun komunikasi dengan calon konsumen maupun sesama perajut melalui media sosial seperti fanspage, twitter, juga instagram agar rajutmerajut makin dikenal oleh kalangan luas. Tidak hanya itu, untuk menonjolkan produk, saya juga mempelajari teknik pengambilan dan editing foto produk agar produk yang saya buat bisa terlihat dengan jelas baik detail maupun warna tetapi tidak mengubah hasil aslinya.

HAMBATAN & SOLUSI

Dalam menjalankan bisnis rajut ini, berbagai hambatan sering saya hadapi. Antara lain:
1. Minimnya minat pembeli dan penghargaan terhadap sebuah hasil kerajinan tangan dari kalangan menengah ke bawah.
>> solusi: membuat produk yang bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah namun tetap menonjolkan kualitas.
2. Dipandang sebelah mata karena rajutan hanya dianggap sebagai karya yang dihasilkan di waktu luang sehingga masyarakat awam hanya menilai rendah secara ekonomi hasil rajutan.
>> solusi: menjelaskan kepada masyarakat umum bahwa merajut tidak hanya sekedar pekerjaan yang bisa dilakukan di waktu luang. Bila dikerjakan di waktu luang, bisa menambah penghasilan. Dan bila fokus dan telaten dalam belajar dan mengerjakan, merajut bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Sulitnya mencari dan membentuk komunitas perajut muda yang berminat untuk belajar merajut.
>> solusi: sementara ini mengajarkan kepada orang terdekat teknik dasar merajut. Setelah ada minat, baru diarahkan untuk fokus belajar.
4. Belum tersedianya toko yang menjual alat dan bahan rajut di wilayah Tegal.
>> solusi: sejauh ini saya masih berbelanja secara online untuk keperluan alat dan bahan. (baik benang, alat, dan kelengkapan)
5. Banyaknya perajut pemula yang menjual hasil karyanya secara online dengan harga jual rendah hanya agar bisa kembali modal dan tidak mementingkan berapa banyak waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan.
>> solusi: membuka wawasan perajut pemula melalui postingan di blog bahwa dalam memulai bisnis rajutan tidak hanya sekedar mengembalikan modal, tetapi perlu adanya biaya tambahan yang harus disertakan saat merajut. Banyaknya waktu atau tenaga yang dikeluarkan dll.
6. Kurangnya pengetahuan masyarakat umum mengenai jenis benang maupun harga bahan dasar rajut sehingga banyak yang menilai bahwa modal utama merajut murah meriah.
>> solusi: menjelaskan kepada calon konsumen bahwa jenis benang bermacam-macam. Dan semakin berkualitas jenis benang maka harga yang dijual juga tidak bisa dibilang murah.
7. Sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang jenis dan variasi model dan hasil rajutan.
>> solusi: menghasilkan berbagai macam model rajutan dari berbagai macam motif dan jenis tusukan dari rajutan.

TIPS & TRIK

Tips dan trik yang saya pakai untuk terus bisa menjalankan dan memajukan usaha saya adalah sbb:
1. Dalam membuat sebuah produk, saya biasanya akan mencari tahu produk apa saja yang kiranya sedang trend di kalangan masyarakat. Untuk baby stuff, biasanya saya membuat karakter hewan atau kartun yang sedang happening. Sedangkan untuk barang rajutan seperti tas dan dompet, saya lebih mengutamakan produk yang bisa dipakai oleh kalangan remaja.
2. Untuk produk rajutan baby stuff, saya mengutamakan menggunakan produk lokal berkualitas untuk menghasilkan produk rajutan bayi yang aman dan nyaman ketika dipakai oleh bayi. Selain bisa menekan harga jual juga sebagai bentuk dukungan kepada pengrajin benang lokal.
3. Membuat karya yang sedang trend dan di convert dalam bentuk rajutan untuk menarik perhatian calon konsumen. Contoh: tas rajut dengan ikon instagram

PRODUK UNGGULAN

Sejauh ini, produk yang menjadi unggulan di rajutmerajut adalah baby stuff untuk topi dan sepatu rajut karakter binatang, sweater dan dress rajut bayi. Jenis tas yang diminati oleh kalangan remaja seperti tas rajut dalam seri buah strawberry dan nanas, ikon instagram atau kamera.

OMSET

Rata-rata perbulan rajutmerajut bisa menghasilkan pendapatan bersih antara Rp.1.000.000 s.d Rp.1.500.000,- dan bisa lebih bergantung pada jenis dan banyaknya pesanan yang bisa dikerjakan setiap bulannya.

Bagaimana, menarik bukan kisah inspirasinya? Kami juga menerima kiriman kisah-kisah inspirasi lainnya lho. Bisa dikirim melalui e-mail kami di infotegal[at]gmail.com.

Related posts

Leave a Comment