Entah mulai kapan ada sebutan atau penamaan “Jablud” kepada seseorang di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tegal. Walaupun orang yang dijuluki atau dipanggil Jablud memiliki nama asli yang bagus, akan tetapi jika perilakunya masuk dalam kategori “Jabud” maka akan diberi embel-embel nama jablud dibelakangnya. Misal, nama aslinya Udin maka akan menjadi Udin Jablud.
Menurut penuturan Bpk Edy Bulyamin (57 th) seorang mantan kepala desa Kemuning Rt 01/Rw02 kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, menuturkan alasan kenapa seseorang bisa disebut Jablud:
Jablud kue julukan nggo bocah cilik sing mbedud, nggratil, dlalapan, karo angel dikandani. Bocah gede mbuh wong tua sing dijuluki jablud ya ana, kue biasane kelakuane dong cilik anjog gede tua kaya kue bae, ora nggenah.
Artinya : Jablud adalah sebutan bagi anak kecil yang nakal, usil, sangat aktif, dan susah dinasehati. Remaja dan orang yang sudah tua juga ada yang dijuluki sebagai Jablud, itu karena tingkah lakunya dari kecil sampai remaja bahkan sampai tua tidak berubah, tidak baik.
Sebutan Jablud digunakan sebagai sanksi sosial dan labeling kepada anak kecil, remaja, atau orang tua yang memiliki perilaku menyimpang dari nilai dan norma masyarakat Tegal. Perilaku nakal, usil, sangat aktif (selalu membuat kegaduhan, mengganggu, berperilaku gugup dalam melakukan sesuatu, dll) dan susah di nasehati atau diingatkan apabila bertindak tidak baik. Oleh karena itu, orang yang berperilaku seperti diatas diberi sanksi sosial dan labeling Jablud.
Sanksi sosial dan labeling kepada anak kecil dan remaja yang memiliki perilaku tersebut namanya akan diganti, disebut, dipanggil dengan nama Jablud atau memberikan embel-embel Jablud dibelakang nama aslinya. Sampai ada peribahasa asli dari masyarakat Tegal dalam menasehati anak kecil yang berperilaku Jablud:
“Bocah Cilik, Sikile Busik, Matane Mendelik, Mana Balik”
Artinya : Anak Kecil, Kakinya Kering (Kotor Berdebu), Matanya Melotot (mungkin malah marah saat dinasehati), Sana Pulang.
Berbeda sanksi sosial dan labeling kepada orang tua yang memiliki perilaku tersebut. Dengan masih ada penghargaan atau penghormatan apabila memanggilnya dengan tambahan Man (Paman), Sehingga panggilannya Man Jablud.
Menarik bukan membahas kebudayaan masyarakat Tegal? agar pengetahuan dan kecintaan terhadap Kebudayaan tidak hilang, khususnya budaya Tegal. Sebagai generasi penerus mari kita giat dalam bertanya kepada sesepuh dan menuturkan kepada adik-adik, teman, dan kerabat. Baik secara langsung maupun dalam media dalam jaringan (online). Apabila pembaca mempunyai pengetahuan tambahan mengenai “Jablud” silahkan berkomentar agar saya bisa memperbaiki tulisan ini, Salam Pemuda Warteg (Pemerhati Budaya Warga Tegal).
Ditulis oleh Syamsul Bakhri di Pemerhati Budaya
Tambahan dari @infotegal:
Di beberapa daerah bahkan menggunakan istilah Jablud untuk orang gila yang tergolong masih muda, perawakannya kekar dan memiliki hobi merokok. Daerah mana saja yang masih menggunakan kata “Jablud“? 🙂