Pada artikel sebelumnya, kami pernah membahasa kereta api Joglokerto tujuan Purwokerto – Yogyakarta – Solo Balapan, karena penasaran dan mumpung diberi libur panjang, kami pun mencoba menggunakan moda transportasi yang satu ini. Keberangkatan diawali menggunakan KA Kamandaka (Semarang – Tegal – Slawi – Purwokerto) dari stasiun Slawi, kenapa kami memilih stasiun ini? Karena kami suka keadaan sekitar stasiun Slawi yang tidak banyak berubah (kangen kulinernya Raswi 😀 ).
Menggunakan KA Kamandaka naik dari jam 08:06, sampai stasiun Purwokerto sekitar jam 09:42. KA Kamandaka sendiri tidak asing lagi bagi orang Tegal, terutama bagi yang kuliah di Semarang maupun Purwokerto. Turun dari KA Kamandaka, tak perlu menunggu lama, karena Joglokerto sendiri berangkat jam 10:38, cukup waktu untuk sekedar ke kamar mandi atau beli makanan ringan.
Di KA Joglokerto, kami memilih nomor duduk ganjil dan untungnya, kami mendapat tempat duduk menghadap depan, sehingga bisa menikmati pemandangan dengan leluasa tanpa takut merasa pusing 😀 Tempat duduk KA Joglokerto  2 – 2 saling berhadapan, tidak seperti Kamandaka yang memiliki tempat duduk 2 – 3. Untuk kursi dari KA Joglokerto masih polos dengan lapisan kulit sintetis dan belum diberi sarung pada bagian atasnya.
Suhu di dalam gerbong cukup sejuk, karena terdapat sirkulasi udara pada bagian atas. Tak tampak AC indoor seperti pada KA Kamandaka. Jika kelaparan, jangan khawatir, beberapa petugas hilir mudik menjajakan makanan ringan maupun berat dengan menu yang standar seperti nasi rames dan nasi goreng. Beberapa stasiun yang dilewati yang sempat kami catat antara lain Kroya, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, dan berakhir di stasiun Tugu. Diantara Kroya dan Kebumen, nanti melewati sekitar 3 terowongan yang cukup panjang dan gelap, hal yang tidak kita temui ketika menggunakan jalur utara.
Total pengeluaran saat ke Jogja berangkat dari Slawi adalah KA Kamandaka Rp. 60.000 dan KA Joglokerto Rp. 60.000 totalnya Rp. 120.000, belum termasuk diskon channel. Itu biaya untuk satu penumpang, untuk KA Kamandaka, tiket termurah adalah Rp. 55.000, jadi bisa lebih murah lagi. Jika terbiasa naik mobil travel, harga tiketnya kini mencapai Rp. 130.000 ke atas (tergantung jemputan dan tujuan). Jadi cukup berhemat sembari jalan-jalan.
Kembali ke Tegal, kami kembali memesan nomor tempat duduk ganjil dan genap untuk Kamandaka.
Sebenarnya ada pilihan lain selain menggunakan Joglokerto yang lebih murah, yaitu KA Brantas Ekonomi dengan tarif hanya Rp. 80.000 dengan tujuan Tegal – Solo Jebres kemudian dilanjutkan menggunakan KA Prameks. Namun sayangnya KA Brantas berangkat malam, sekitar pukul 20:42. Atau dulu ada KA Bogowonto tujuan Yogyakarta – Pasar Senen dan berhenti di stasiun Prupuk, namun sayangnya kini tidak berhenti di Prupuk, dan harga tiketnya pun menjadi Rp. 200.000.
Bagaimana, ada yang sudah mencoba menggunakan Joglokerto? Semoga Joglokerto bisa tetap bertahan dan syukur-syukur ada kereta api Tegal – Yogyakarta. Amin 🙂