Tradisi “Tawur”, Tradisi Unik di Tegal

Tradisi Tawur Tegal
Foto: FB/Zulmy Azfahsya

Tawur, namun bukan tawuran yang diartikan dengan tindakan kekerasan lho ya? Tawur/ Sawur ini dalam bahasa Tegalnya adalah melempar/ menyebarkan sesuatu untuk diambil baik orang maupun hewan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada saat hajatan nikahan atau khitanan. Yang ditawurkan adalah uang koin mulai pecahan Rp. 100 hingga Rp. 1.000 (kadang ada juga yang menggunakan uang kertas yang digulung) yang dicampur dengan beras. Ada yang menggunakan beras biasa, ada juga yang diwarnai dengan warna kuning (kunir). Prosesinya pun tak terlalu rumit, karena warga sekitar biasanya sudah bergerombol sembari menunggu panggilan yang memiliki hajat. Beras dan uang dilemparkan / ditawurkan di kerumunan warga, serta merta warga berebut mengambil uang tersebut. kemudian bagaimana dengan berasnya? Biasanya berasnya menjadi santapan ayam 😀

Tradisi Tawur Tegal
Foto: FB/Alvin Panca Satria

Tradisi ini menjadi salah satu ungkapan rasa syukur pemilik hajat dan ingin membangikan sebagain rezekinya kepada warga sekitar.

Lain halnya di dukuh Bujil, desa Dukuh Benda, Bumijawa, Kab. Tegal. Tradisi Tawur ini dilaksanakan pada hari Jum’at pertama setelah Idul Fitri. Namun sebelum prosesi Sawur/ tawur berlangsung, terlebih dahulu diadakan do’a dan makan bersama di depan pelataran masjid.

Tradisi Tawur Tegal 2
Foto: FB/Alvin Panca Satria

Setelah makan bersama selesai, tikar yang sebelumnya digunakan untuk duduk, dilipat dan serta merta semua warga bergerumun di depan masjid sembari menunggu uang tersebut ditawurkan. Menurut Alvin Panca Satria, tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun hingga sekarang. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, acara ini juga untuk mempererat tali silaturahmi.

Kira-kira, daerah mana saja ya yang masih ada tradisi tawuran ini? Ada yang mau menambahkan? 🙂

 

Related posts

Leave a Comment