Di tengah masyarakat baik di kota maupun di desa, jamak ditemukan mereka yang membuang sampah sembarangan seperti di kebun belakang rumah, tanah pekarangan yang tidak dipakai, dan yang paling sering di kali atau sungai. Perilaku membuang sampah sembarangan tersebut telah membudaya dan biasanya sulit untuk diubah. Sampah yang dibuang sembarangan terus menumpuk. Di kemudian hari, sampah akhirnya menjadi persoalan. Masyarakat kemudian cenderung menyalahkan satu sama lain. Sampah menjadi persoalan tak terpecahkan.
Persoalan serupa juga terjadi di Dukuh Tere Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Warga terbiasa membuang sampah di kebun dan kali jika tidak membakarnya. Berangkat dari adanya kesadaran bahwa sampah adalah persoalan dan perlunya pengelolaan sampah, warga Dukuh Tere berinisiatif untuk mengelola sampah dengan mendirikan Bank Sampah Nurul Hikmah pada akhir tahun 2013.
Pendirian Bank Sampah mendapat respon positif dari masyarakat Dukuh Tere. Gayung pun bersambut. Pada 23 Maret 2014, Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH), meresmikan Bank Sampah Nurul Hikmah. Saat itu, Bank Sampah Nurul Hikmah menjadi Bank Sampah dengan jumlah nasabah dan omzet terbanyak di Kabupaten Tegal. Atas pencapaian tersebut, Bank Sampah diganjar BLH dengan beberapa peralatan pendukung pengelolaan sampah seperti motor bak roda tiga untuk mengangkut sampah, mesin pencacah sampah, mesin jahit, dan Alat Tulis Kantor (ATK).
Kehadiran Bank Sampah Nurul Hikmah mulai banyak memberikan perubahan di masyarakat. Warga mulai sadar bahwa sampah memiliki nilai jual jika dipilah, dikumpulkan, dan ditabung di Bank Sampah. Hal yang lebih utama dari nilai jual sampah adalah perubahan perilaku masyarakat dalam membuang sampah. Melalui program-program yang digalakkan Bank Sampah, warga kini tidak lagi membuang sampah sembarangan. Kebun dan Kali/sungai perlahan mulai bersih dari sampah.
Bank Sampah sendiri beroperasi tiap 2 (dua) minggu sekali setiap hari Minggu pukul 08.00 – 12.00. Selama 2 minggu masyarakat yang menjadi nasabah bank memilah sampah-sampah yang memiliki nilai jual. Saat Bank Sampah buka, mereka menabung sampah-sampah tersebut. Pengurus Bank Sampah bertugas menimbang, mencatat, dan memilah lagi sampah-sampah yang telah ditabung sesuai jenis. Sampah yang telah dipilah kemudian dikemas untuk kemudian disetorkan kepada pengepul. Sebagian dari sampah tersebut ada yang diolah sendiri oleh Pengurus Bank Sampah dan warga menjadi kerajinan tangan. Semua aktivitas Bank Sampah dilakukan secara sukarela.
Pengurus Bank Sampah menyediakan tempat sampah yang ditempatkan di depan rumah warga dan beberapa titik strategis. Bank pun mempekerjakan beberapa orang yang ditugaskan mengambil sampah dari tempat-tempat sampah tersebut untuk dibuang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Pengambilan sampah dari tempat-tempat sampah dilakukan 2 kali dalam seminggu. Saat sampah di TPS sudah banyak, Bank memanggil truk sampah untuk mengambil sampah dari TPS untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Guna membayar pekerja dan truk sampah, Bank meminta iuran dari masing-masing KK sebesar Rp. 2000, – tiap minggu.
Operasional Bank Sampah tiap 2 minggu sekali memang baru dapat menyentuh sampah non organik. Maka dari itu, Pengurus Bank Sampah juga mulai menaruh perhatian pada pengelolaan sampah organik. Pengelolaan bertujuan untuk mengubah sampah menjadi kompos/pupuk organik. Permintaan dan kebutuhan petani terhadap pupuk organik di Kecamatan Bojong sendiri sebenarnya tinggi, namun belum ada yang menyediakan kebutuhan pupuk organik.
Setelah 3 tahun berdiri, dengan digawangi pengurus sebanyak 20 orang yang terdiri dari ibu-ibu yang aktif di Fatayat dan Muslimat NU, Bank Sampah Nurul Hikmah kini memiliki 150 orang nasabah aktif. Tiap kali beroperasi Bank mencatat pembukuan omzet sebanyak Rp. 1.200.000 hingga Rp. 2.000.000.
Pekerja yang ditugaskan untuk mengambil sampah di tempat-tempat sampah di depan rumah mulai merambah Pedukuhan lainnya di Tuwel. Pemerintah Desa Tuwel juga mulai konsen pada persoalan sampah dengan menginisiasi pertemuan yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK, RT, dan RW. Tidak berhenti di situ, warga di Desa-Desa lain di Kabupaten Tegal dan organisasi-organisasi masyarakat mulai banyak yang berkunjung untuk melihat dan belajar bagaimana sampah dikelola oleh Bank Sampah Nurul Hikmah.
FB Page Bank Sampah Nurul Hikmah: Bank Sampah Nurul Hikmah
Instagram: @banksampahnurulhikmah
Twitter: @banksampahNH
Email: banksampahnurulhikmah@gmail.com