Persekat, Sebuah Catatan Akhir Musim

Persekat Tegal

3 tahun, 18 pertandingan dan hanya menang 3 kali

2015

Tahun 2015 dapat dikatakan sebagai awal kebangkitan PERSEKAT. Setelah vakum beberapa tahun karena ketiadaan dana, di tahun 2015 PERSEKAT “dihidupkan kembali” yang ditandai dengan pemisahan kepengurusan dari Askab PSSI Tegal dan penetapan logo baru. Dengan semangat baru PERSEKAT memberanikan diri mengikuti LIGA NUSANTARA dengan berbekal pasukan-pasukan senior yang membuat PERSEKAT tercatat sebagai klub dengan rata-rata umur pemain tertua di Zona Jateng di tahun itu. Hasilnya jauh dari memuaskan, PERSEKAT hanya meraih satu kali kemenangan dan menjadi juru kunci pada kompetisi yang akhirnya dihentikan saat baru berputar setengah jalan akibat pembekuan PSSI oleh Menpora.

Persekat Tegal
Persekat Tegal

2016

Pada tahun 2016, kondisi tidak jauh berbeda dengan tahun 2015. Masih tanpa dukungan Pemkab Tegal, PERSEKAT berganti manajemen dan dihandle perkongsian bos tarkam Kab. Tegal. Permasalahan pun masih sama, keterbatasan dana menyebabkan PERSEKAT tidak leluasa bergerak. Saat seleksi misalnya, pemain dari luar Tegal walaupun skillnya mumpuni tidak akan diterima karena tidak ada anggaran untuk penginapan mereka. Pemain pun dibayar seadanya tanpa sistem kontrak dan kadang telat dibayar. Paling mengenaskan adalah ketika harus melakoni laga tandang ke Boyolali. Tanpa anggaran untuk menginap, skuad Laskar Ki Gede Sebayu melaju sejauh 254 km dari Slawi pada Hari H pertandingan dan baru sampai di lokasi pertandingan 3 jam sebelum kick off. Ajaibnya pada saat itu hanya kalah 0-2 dari tuan rumah Persebi Boyolali. Catatan bagus pada musim ini diantaranya ialah keberanian pelatih menurunkan pemain-pemain muda eks PERSEKAT U-18 2015 dan PERSEKAT tidak menjadi juru kunci, walau hanya satu strip di atas.

Persekat Tegal

2017

Di tahun ini harapan seolah membumbung tinggi. Tokoh Pemkab Tegal yang memutuskan bergabung dalam manajemen membuat anggaran sedikit longgar. Persiapan lebih matang dari tahun-tahun sebelumnya. Tim disiapkan 2 bulan sebelum kompetisi, pemain luar Tegal didatangkan, pemain dikontrak secara resmi, mess pun disediakan. Namun kenyataan jauh dari impian. Dengan kondisi yang jauh lebih baik 2 tahun terakhir, hasil yang dicapai justru berbanding terbalik. Apabila di musim-musim sebelumnya PERSEKAT kalah dengan maksimal margin 2 gol, di tahun 2017 ini kekalahan telak justru menjadi akrab yang menjadikan PERSEKAT tim lumbung gol dengan gol kemasukan terbanyak se-Zona Jateng. Sulit dijelaskan tetapi inilah musim terburuk anak-anak Banteng Loreng Binoncengan dalam 3 tahun terakhir.

Eksistensi Persekat ada di tangan kita semua…

Sumber: Skaterz

Related posts

Leave a Comment