SLAWI – Ki Enthus Susmono merupakan seorang dalang yang lahir di Tegal, 21 Juni 1966, dan saat ini diberi amanah menjadi Bupati Tegal periode 2014-2019 sejak 8 Januari 2014 merupakan anak satu-satunya dari pasangan Soemarjadihardja (dalang wayang golèk Tegal) dengan Tarminah. Bahkan Kakeknya R.M. Singadimedja adalah dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram. Demikian penuturan Nur Muktiadi (45 tahun) salah satu sahabat dekatnya yang tinggal di Mejasem Kecamatan Kramat.
Nur Muktiadi melanjutkan ceritanya, bahwa Ki Enthus Susmono dengan segala kiprahnya yang kreatif, inovatif serta intensitas eksplorasi yang tinggi, telah membawa dirinya menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang dimiliki negeri ini. Apalagi, pikiran dan darah segarnya mampu menjawab tantangan dan tuntutan yang disodorkan oleh dunianya, yaitu jagat pewayangan. “Gaya sabetannya yang khas, yaitu kombinasi sabet wayang golek dan wayang kulit membuat pertunjukannya berbeda dengan dalang-dalang lainnya. Enthus juga memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menyusun komposisi musik, baik modern maupun tradisi (gamelan). Kekuatan mengintrepretasi dan mengadaptasi cerita serta kejelian membaca isu-isu terkini inilah yang membuat gaya pakeliran-nya menjadi hidup dan interaktif. Ditambah lagi, eksplorasi pengelolaan ruang artisitik kelir menjadikannya lakon-lakon yang dibawakan bak pertunjukan opera wayang yang komunikatif, spektakuler, aktual, dan menghibur”. Ujarnya.
Selanjutnya ia menjelaskan, pada tahun 2005 Enthus terpilih menjadi dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia yang diselanggarakan di Taman Budaya Jawa Timur, dan pada tahun 2008 Enthus mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di Denpasar- Bali.
“Ki Enthus Susmono adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan wayang menjadi media komunikasi dan dakwah secara efektif. Pertunjukan wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat seperti: kampanye; anti-narkoba, anti-HIV/Aids, HAM, Global Warming, program KB, pemilu damai, dan lain-lain. Di samping itu dia juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media Wayang Santri”. Ujar Nurmuktiadi.
Dikatakanya, kemahiran Enthus dalam mendesain wayang-wayang baru/kontemporer seperti wayang George Bush, Saddam Hussein, Osama bin Laden, Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan Harry Potter, Batman, wayang alien, wayang tokoh-tokoh politik, dan lain-lain, membuat pertunjukannya selalu segar, penuh daya kejut, dan mampu menembus beragam segmen masyarakat. Ribuan penonton selalu membanjiri saat ia mendalang. Keberaniannya melontarkan kritik terbuka dalam setiap pertunjukan wayangnya, memosisikan tontonan wayang bukan sekadar media hiburan, melainkan juga sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.
Baginya, wayang adalah sebuah kesenian tradisi yang tumbuh dan harus selalu dimaknai kehadiriannya agar tidak beku dalam kemandegan. Daya kreatif dan inovasinya telah mewujud dalam berbagai bentuk sajian wayang, menajdikan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menganugerahi dirinya sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak yaitu 1491 wayang. Disamping itu, menurut Muktiadi beberapa wayang kreasinya telah dikoleksi oleh beberapa museum besar di dunia antara lain; Tropen Museum di Amsterdam Belanda, Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) New Mexico, dan Museum Wayang Walter Angts Jerman. Semuanya tak lain dimuarakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap wayang, penajaman pasar, dan membumikan kembali wayang kulit di tanah air tercinta ini.
Dijelaskan Nur Muktiadi, adapun penghargaan yang diraih Kin Enthus Susmono antara lain Dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia (2005, Gelar Doktor Honoris Causa bidang seni budaya dari International Universitas Missouri, U.S.A Laguna College of Bussines and Arts, Calamba, Philippines (2005), Tahun 2007 memecahkan Rekor Muri sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak yaitu 1491 wayang, Pemuda Award Tahun bidang Seni dan Budaya, dari DPD HIPMI Jawa Tengah (2005), dan Seniman Berprestasi. [Skr]
Sumber foto dan artikel, Pemkab Tegal.