Ki Sri Widodo Gunawan

Dalang Sri Widodo

Salang ki Sri Widodo, TegalKi Sri Widodo Gunawan lahir di Balamoa, Kabupaten Tegal pada tanggal 3 September 1974. Kakeknya Ki Suwati adalah dalang wayang kulit terkenal di daerah Tegal, Jawa Tengah. Sri Widodo tumbuh di lingkungan yang sangat kental dengan tradisi wayang kulit. Ayahnya Ki Gunawan Suwati – kakak kandung dari almarhum Ki Slamet Gundono, adalah seorang dalang juga. Dari dua orang ini-lah memori tubuh dan alam berpikirnya begitu dekat dengan dunia pakeliran wayang.

Tahun 1998, oleh Ki Slamet Gundono ia diajak bergabung di Komunitas Wayang Nggremeng. Bersama komunitas inilah ia mulai mengenal konsep wayang non konvensional seperti apa yang dia pelajari di Jurusan Pedalangan ISI Surakarta. Sri Widodo menyadari sepenuhnya bahwa Ki Slamet Gundono secara langsung yang menatar dia sebagai seorang dalang. Konsep pertunjukan di Komunitas Wayang Nggremeng yang menghadirkan dualisme dalang dalam satu pertunjukan, yaitu dalang besar & dalang kecil telah mangasah kecepatan berpikir di atas panggung sebagai seorang dalang dan aktor.

Pada tahun 1999, Wayang Nggremeng bermetamorfosis menjadi Wayang Suket. Ia-pun masih menjadi salah satu pilar utama dalam setiap pertunjukannya. Meskipun peran dalang kecil tidak hadir dalam garapan-garapannya, namun Sri Widodo sangat kental mewarnai lewat keaktorannya dan kontribusinya dalam penggarapan iringan musik di Komunitas Wayang Suket.

Dalang Sri WidodoSetelah meluluskan jenjang strata 1 di Fakultas Pedalangan ISI Surakarta, Ki Sri Widodo memutuskan untuk pulang kampung, melatih karawitan dan mendalang serta aktif berproses dengan komunitas-komunitas seni di bawah payung Dewan Kesenian Kabupaten Tegal. Kemudian pada tahun 2005 ia membentuk Komunitas Wayang Pring.

Bersama Wayang Pring, ia mengusung pertunjukan yang secara konsep pertunjukan tidak jauh berbeda dengan Wayang Suket garapan alm.Ki Slamet Gundono. Wayang Pring masih sangat percaya diri meneruskan ekpresi pesisiran yang sering diusung oleh pamannya tersebut. Bentuk pemanggungannya-pun sarat dengan nuansa tradisional meskipun Ki Sri Widodo memasukkan unsur music modern dalam garap iringannya, seperti drum, flute, gitar electric, bass electric maupun flute.

Pring atau bamboo secara fiolosofi adalah kebersamaaan, tegar, kokoh namun fleksibel. Dan Komunitas Wayang Pring mengambil pring/bamboo sebagai materi utama untuk membuat boneka dan kebutuhan artisitik dan property lainnya.

Artikel ini dikirim oleh Honggo Utomo  melalui e-mail infotegal.

Related posts

Leave a Comment