Tong-tong prek adalah suatu aktivitas menabuh bebunyian untuk membangunkan orang agar sahur. Budaya ini tumbuh di kota-kota sepanjang pantura sebagai bagian dari budaya santri. Di Pekalongan misalnya, tong tong prek juga banyak dilakoni anak-anak dan remaja Pekalongan. Mereka membunyikan orang untuk bangun sahur dengan alat seadanya: kentongan, kaleng, jerigen bekas, seng, rebana, bahkan ada yang seperti konvoi marching band.
Di Tegal sendiri banyak anak-anak yang memanfaatkan momen ini di desa-desa kami untuk berinteraksi dengan sesama, guyub rukun dan mengukir kenangan. Ini adalah potret tong tong prek yang saya tangkap ketika bulan puasa di jalan Kalimati, antara Talang dan Adiwerna. Sebelum itu saya menangkap via kamera hp anak-anak yang asyik berebut gorengan seperti kempong, cireng, tempe,dst di kafe kuburan (saya dan teman-teman sering menyebutnya) di sekitar Tegalwangi. Biasanya anak-anak keluar tong tong prek itu sekitar jam 2 malam. Kadang kalau keluar iseng mereka membawa mercon (petasan) dan sambil ngembat mangga tetangga sebelah. LOL.
Banyak yang bilang tong-tong prek mengganggu aktivitas tidur masyarakat tapi saya setuju-setuju saja. Tergantung dulu kita pernah melakukannya atau tidak. Kelihatan masa kecil kita. Hehehe.
Tulisan diambil dari Only in Tegal dan diubah seperlunya. Terima kasih.
[…] sumber gambar: infotegal.com […]