#FamTripJateng atau Familirization Trip Jawa Tengah sendiri bertujuan untuk mendongkrak potensi wisata yang ada di Jawa Tengah melalui media sosial maupun blog. Sehingga, pesertanya keseluruhan dari penggiat Media Sosial dan Blogger. Awalnya kami dihubungi langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah (@visitJawaTengah). Setelah melengkapi segala persyaratan, jadilah kami (@infotegal) berangkat ke Semarang sehari sebelum acara.
Hari Pertama. Selasa, 21 April 2015.
Seluruh peserta yang berjumlah 20 orang sudah bersiap-siap menaiki bus yang akan membawa rombongan menuju ke arah Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Bus yang kami gunakan sangat nyaman (bagi kami), armadanya bersih dan ada bantalnya juga π Sebelum berangkat tidak lupa ada sambutan dari Kepala Dinas (Pak Prasetyo Ariwibowo) dan Kepala Bidang Pemasaran (Pak Trenggono) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah. Jujur saja, kami (@infotegal) juga baru pertama kali bertemu langsung dengan beliau π
Obyek wisata yang pertama kali dikunjungi adalah Curug Sewu yang berlokasi di Paten, Kendal. Curug yang berlokasi ekitar 40 KM dari pusat Kota Kabupaten Kendal ini memiliki ketinggain sekitar 80 meter yang terdiri dari 3 tingkatan. Lokasinya sangat menarik dan harus menggunakan tenag ekstra untuk naik ke setiap tingkatannya.
Pemandangan di sini sungguh menawan, kami berjalan terus melewati anak tangga hingga menuju puncak curugnya. Sepanjang perjalanan juga pemandangannya sayang untuk dilewatkan. Kita akan melewati batu besar yang berada persis di atas kepala kita. Batu tersebut berbentuk seperti gua.
Sampai di Pekalongan, tujuan selanjutnya adalah ke Museum Batik Pekalongan. Namun sebelum menuju ke sana, saatnya mengisi perut dulu di warung makan H. Masduki, menyantap seporsi Garang Asem. Di museum ini, kami belajar banyak mengenai sejarah batik, proses membuat batik, hingga melihat berbagai jenis koleksi batik. Lokasi Museum Batik Pekalongan ini mudah diakses, terletak di pusat kota. Tidak hanya melihat proses pembuatan batik, kami juga menjajal membuat batik lho. Banyak sekali ilmu yang kami dapat di tempat ini.
Tidak cukup berkeliling di Museum Batik, kami pun langsung menuju destinasi selanjutnya. Hutan Mangrove Pekalongan atau Pekalongan Mangrove Park. Patut kami acungi jempol memang, karena dinas terkait berhasil mengelola tempat ini menjadi sebuah agrowisata. Tidak hanya terlihat pohon-pohon mangrove saja, namun ada budidaya kepiting soka, budidaya rumput laut, konservasi hutan mangrove, gazebo apung, pemancingan ikan, dan masih banyak lagi.
Pengelolaan tempat ini dibuat sedemikian rupa agar pengunjung tidak merasa bosan, terbukti, dalam mengarungi hutan konservasi tersebut, dibuat seperti wisata air menggunakan perahu yang cukup unik. Tidak menggunakan atap. Yang ada hanyalah tempat duduk yang berjejer rapih. Saat melewati hutan, rasanya kita akan lupa bahwa ini masih berada di Pekalongan. Tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Andai saja di Tegal hutan mangrove bisa dibuat seperti ini π
Sore hari, kami juga mengunjungi Sanggar Tari Sufi. Itu lho tarian dimana penarinya menggunakan semacam jubah besar kemudian menari berputar-putar tanpa henti. Biasanya pertunjukan ini hanya bisa dilihat di tlayar televisi, namun sekarang kami melihatnya secara langsung. Yang menjadi pertanyaan, apakah mereka tidak merasa pusing? π Tari Whirling Darwis Pekalongan namanya yang menggunakan irama gamelan jawa dengan lantunan shalawat. Namun mereka buak seorang entertainer lho, melainkan majelis dzikir. Hebat bukan?
Salah satu hal yang baru kami ketahui, selain batik, ternyata Pekalongan dinobatkan menjadi salah satu Kota Budaya oleh UNESCO!
Malam semakin larut. Waktunya beristirahat untuk melanjutkan petualangan esok hari!
[…] ingat denganΒ hari pertama yang mengelilingi Pekalongan? Kali ini kami juga masih ada di Pekalongan lho. Namun siangnya kami […]
[…] Jelajah Tempat Wisata Menarik di Pantura Jawa Tengah by Sriyono – Serunya FamTripJateng, Liburan Seru Para Blogger by Agung – Disbudpar Jateng Gandeng Travel Blogger by Ismy – Aduh Kamu Rugi Kalau Ke […]