
Mendengar kata serabi, yang ada dibenak kita yaitu kuliner yang berbahan dasar dari tepung beras yang dipanggang di atas tungku kayu kemudian disiram menggunakan santan/ kinca. Membayangkannya pun sudah membuat mulut berdecap. Apalagi mencobanya langsung 😀 Namanya adalah Ibu Rokhimah, yang setia melestarikan kuliner tradisional ini di depan kantor perhutani di perbatasan Procot, Slawi dan Tembok, Banjaran, Adiwerna. Siapa yang tak kenal beliau? Hampir setiap hari dagangannya diburu pelanggan setianya.
Berbeda dengan serabi dari solo yang cenderung kering, serabi yang ada di Tegal lebih enak disantap dengan kuah santan atau jika suka, menggunakan kinca (sejenis gula jawa yang dilelehkan). Proses memasaknya pun masih terbilang sederhana, menggunakan pinggan khusus agar cita rasa serabi menjadi semakin kuat. Terlebih ada kesan gosong-gosongnya di bagian bawah serabi yang menjadi kuliner ini semakin dinikmati.
Buka pada pukul 15:00 sore sampai habis, bahkan jika sedang banyak pembeli, menjelang maghrib pun dagangannya ludes tak bersisa. Rasa gurih pada serabi ibu Rokhimah ini tak dijumpai pada penjual serabi lainnya. Itulah kenapa banyak pelanggan setianya yang enggan berpindah ke lain hati 😀 Harganya juga cukup murah, sekitar Rp. 2.500 / porsi atau satu tangkup atau “tangkep” menurut orang Tegal (dua buah serabi disatukan menjadi satu).
Di bawa pulang atau di makan di tempat juga bisa, namun kami merekomendasikan untuk di makan di tempat jika tidak begitu ramai. Karena sembari menikmati hangatnya serabi kuah, kita juga bisa menikmati hiruk pikuk Kota Slawi di kala sore hari.
Jadi, kapan mencoba serabi hits ini?