Di Wikipedia, 0 (nol) kilometer atau kiometer nol merupakan sebuah lokasi (umumnya di ibu kota negara), di mana jarak secara tradisional diukur. Jadi zaman dulu, untuk mengukur jarak dari Kota A ke Kota B digunakanlah titik tersebut. Berbeda dengan sekarang yang sudah lebih canggih, bisa menentukan jarak hanya dengan koordinat GPS. Kali ini kita membahas di mana sih Titik 0 KM di Kabupaten dan Kota Tegal?
Di kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta maupun Surabaya, titik 0KM ditarik dari bangunan kantor pos yang ada saat itu. Sama halnya dengan Tegal. Titik 0 KM pun tidak jauh dari kantor pos. Yuk kita bahas lokasinya
Kota Tegal
Kenapa di mulai dari Kota Tegal dulu? Karena pada zaman dahulu, Tegal merupakan satu wilayah, dinamakan juga Kadipaten Tegal atau Tegal saja. Pada narasi awal sudah disebutkan mengenai tempat yang lazim untuk dijadikan Titik 0 KM, yaitu yang berdekatan dengan Kantor Pos.
Nah, setelah kami telusuri, kami tidak menemukan patok yang bertuliskan 0 KM di sekitaran Kantor Pos Tegal. Bentuknya biasanya persegi panjang dan warnanya identik kuning hitam. Namun saat kami menghitung mundur jarak patok yang ada di Pantura, Titik 0 KM ditemukan di depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tegal atau Utara Taman Balaikota Lama. Jadi persis ada di tengah Jalur Pantura.
Hal tersebut juga dikuatkan juga dengan foto jadul dari eindespoor.nl sekitar tahun 1949 yang memperlihatkan dua orang tentara yang berdiri di depan papan penunjuk jalan dengan background Pemasyarakatan Kelas II B Tegal (bangunan sekarang).
Kabupaten Tegal
Pusat Pemerintahan Kabupaten Tegal pindah dari Kantor Balaikota Tegal yang ke Kantor Bupati tegal yang sekarang. Proses pemindahan pemerintahan itu terjadi tahun 1985. Tidak ada hubungannya ya? Tunggu dulu, jika pusat pemerintahannya berpindah, bangunannya juga tidak ikut pindah dong. Termasuk titik 0 KM tersebut dan bangunan bersejarah lainnya.
Nah, untuk yang di Kabupaten Tegal, Titik 0 KM-nya unik, yaitu ada 4 empat. Kok bisa ya? Lokasinya ada di Depan Patung Srikandi Tambun Slawi, di Depan Kelenteng Hok Ie Kiong Slawi, di Persimpangan Kagok, dan di Persimpangan Brigif-4/ Dewaratna Slawi. Pada patok tersebut tertulis “Slawi 0“.
Beberapa netizen ada yang berpendapat, kenapa tidak dibuat monumennya seperti yang ada di kota-kota lain. Karena bisa dijadikan sebagai landmark perkembangan Tegal. Tapi semua itu tergantung kebijakan dari masing-masing pemimpin ya sobat.
Ini adalah hasil dari analisis kami, apabila ada hal yang kurang sesuai, silakan untuk tinggalkan di kolom komentar ya. Silakan klik di sini untuk mengetahui sejarah Tegal lainnya.