Siapa sangka bangunan yang kini sebagai tempat berjualan tanaman hias yang ada di utara Perempatan Pasar Trayeman (PJL 26) ini adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Kudaile (KDE). Bangunan yang berdiri sekitar tahun 1970-an ini dulunya merupakan stasiun untuk menurunkan penumpang kereta lokal Tegal – Prupuk yang saat itu gerbong masih ditarik dengan lokomotif uap. Selain itu juga bangunan ini dulu difungsikan sebagai gudang penyimpanan hasil bumi milik rakyat seperti tebu, singkong, kayu jati, dan lain sebagainya. Di sebelah barat dulunya juga merupakan lahan tebu yang kini sudah banyak beralih fungsi.
Di sekitar Stasiun Kudaile ini pun ditemukan rel lori mati yang membentang dari timur ke barat. Didugam rel mati tersebut membelok ke selatan dan mengikuti arah rel yang sekarang masih hidup.
Stasiun yang hanya memiliki satu pintu ke peron ini (ada di sebelah timur) sekarang hanya tinggal bangunan saja, bekas wesel ke spoor 2, bekas peron, dan plang aset dari PT.KAI yang ditemukan tidak jauh dari bangunan stasiun.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa bangunan ini adalah halte seperti halte klampok di petak TG BB,dilihat dari bangunanya yang kecil memang seperti halte,tetapi dilihat dari fungsinya dahulu seperti stasiun kelas 3.sampai sekarang belum diketahui apakah dulunya bangunan ini stasiun atau halte,sepertinya kita memang harus kembali ke tahun 1970-an.
Artikel asli dari blog Rail Fans Tegal.
[…] stasiun dan halte yang dilewati seperti Stasiun Tegal (TG), Pagongan (PNG), Banjaran (BJN), Kudaile (KDE), Slawi (SLW), Jatiwolo (JWO), Kesuben (KSN), dan Balapulang […]