Tak banyak yang tahu bahwa tahun 1927 ada 16 orang Tegal diasingkan ke Boven Digoel, Papua. Kawasan ini merupakan kamp konsentrasi yang dibangun oleh pemerintah kolonial untuk mereka yang dianggap radikal dan melanggar rust en orde. Ada sebanyak 2000 orang Indonesia yang mencicipi kamp di wilayah Papua ini, hingga kamp ini ditutup tahun 1943. Keenam belas orang Tegal yang dibuang ke Boven Digoel rata-rata adalah aktivis kaum buruh seperti VSTP dan anggota Sarekat Ra’jat serta PKI. Mereka tak pernah diingat apalagi dikenang. Mereka menjadi martir atas terbentuknya republik ini. Diantaranya :
- KH, Moeklas (Cerih Jatinegara)
- Haji Iskak Ma’roef (Cerih Jatinegara)
- Soeleman Djlamprong (Karangdjati Pangkah)
- Soetarno (Kebandingan Pangkah)
- Wachtoen (Yomani)
- Wadjat (Karangdjati Pangkah)
- Samad (Kauman Tegal)
- Roestab bin Haji Dulgani (Karangcegak)
- Soemarti Darnoprawono (Kraton Barat Tegal)
- Drajat (Randugunting)
- Soeleman Darmoprawiro (Randugunting)
- Soewirdjo (Mangkukusuman)
- Moeslim (Balamoa)
- Joesoef (Balamoa)
- Syatori (Karangcegak)
- Sangid Wasngad (Karangjati)
Ditulis oleh Wijanarto Wijan (praktisi Sejarah dan Budaya Tegal, Brebes dan sekitarnya). Detail mengenai Boven Digoel bisa dilihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_Pengasingan_Boven_Digoel.
Sumber: Detail.